Sudah ke-7 kalinya Pekan Kondom Nasional kembali digelar,
kenyataannya jumlah penderita yang terinfeksi HIV AIDS bukannya berkurang
justru cenderung bertambah setiap tahunnya. Ini artinya kondomisasi bukanlah
solusi. Meskipun tujuannya untuk mengurangi dan menekan jumlah HIV AIDS dengan
membagikan kondom secara gratis bagi pelaku hubungan seks beresiko (PSK, lelaki
hidung belang, pengguna narkoba dll), bisa dipastikan upaya ini juga akan
gagal. Apalagi ‘kesaktian’ kondom yang mampu menahan virus HIV sangat
diragukan. Kondomisasi hanya akan menyuburkan perilaku seks bebas yang justru
menjadi sebab utama HIV AIDS. Alih-alih mengurangi justru akan menambah jumlah
penderita HIV AIDS karena peluang melakukannya justru difasilitasi. Siapa yang
bisa menjamin pelaku seks beresiko hanya akan melakukan seks bebas dengan
pasangan yang tetap, mereka akan merasa bebas melakukannya dengan siapapun
karena merasa aman dengan kondom.
Pembagian kondom secara gratis di khalayak umum seperti mall,
kampus, sekolah justru akan memicu munculnya seks bebas lebih luas lagi. Yang
paling diuntungkan tentu saja kapitalis pemilik bisnis kondom karena omzetnya
bisa-bisa melonjak drastis. Di sisi lain bisa jadi ada beberapa pasangan yang
sudah siap menikah tetapi terkendala biaya. Alangkah lebih manfaat alokasi dana
pemerintah untuk membagikan kondom secara gratis dialihkan untuk menikahkan
secara gratis pasangan-pasangan yang mampu menikah tetapi terkendala biaya.
Nikah gratis juga bisa ditawarkan bagi pelaku seks beresiko supaya menghentikan
perilakunya agar tidak menular kemana-mana, tentunya dengan mengajak mereka
untuk bertobat terlebih dahulu. Jika mereka sudah menjadi pasangan yang sah sebagai
suami istri, pemakaian kondom baru dibolehkan dengan segala resikonya.
No comments:
Post a Comment