Tuesday, October 28, 2014

* Hijab, Antara Trendi dan Syar’i

Saat ini pemandangan wanita berhijab sudah tidak asing lagi sebagaimana era tahun 1990an saat hijab benar-benar asing di negeri ini. Sejauh mata memandang, mudah menemukan para wanita berhijab. Berhijab bukan melulu ada di komunitas pengajian, pesantren atau majelis ta’lim. Hijab juga tidak hanya dipakai wanita-wanita tua saja, tetapi wanita muda, remaja bahkan artis pun sudah mengenakannya. Saat anda ke kampus, pasar, gedung-gedung perkantoran bahkan di lokasi syuting sebuah film atau sinetron pun bisa ditemukan wanita berhijab. Hal ini tentu saja patut disyukuri. Hijab tidak lagi dianggap aneh, menakutkan atau juga udik. Apalagi sejak munculnya tren fashion hijab saat ini, khususnya munculnya hijabers community yang memunculkan aneka model hijab.
        
Ironisnya di sisi lain, banyak juga para wanita berhijab yang ternyata masih terlibat perkara-perkara maksiat yang jauh dari syariat. Khususnya masalah pergaulan bebas (baca=pacaran). Coba silahkan survey, jalan-jalan keluar malam khususnya malam minggu. Malam yang orang bilang wakuncar (waktu kunjung pacar), di beranda atau teras rumah sering ditemui muda mudi yang sedang berduaan, sering juga di tempt-tempat umum seperti taman kota, mall atau bioskop acara nonton bareng. Di antara pelakunya itu adalah para perempuan berhijab. Berhijab tetapi masih pacaran, begitulah kira-kira.
        
Memang benar, untuk menjadi seorang yang baik di mata Allah SWT memerlukan proses. Jika prosesnya bisa dipercepat, kenapa harus diperlambat? Niat berhijab sungguh mulia. Suatu proses menuju penghambaan yang sempurna kepadaNya sebagai manusia. Berhijab hendaknya bukan karena sedang mengikuti tren fashion saja, bukan juga karena supaya dianggap lebih alim, dan lebih baik di mata manusia. Luruskan niat hanya karena Allah saja. Sesungguhnya berhijab adalah salah satu upaya kita untuk mentaati perintahNya. Karena perintah hijab langsung turun dari Allah SWT. Sekedar mengingatkan saja, berikut adalah ayat-ayat cinta Allah SWT mengenai perintah hijab di dalam kitab suci Al qur’an.
         
Dalam QS. An-Nur : 31, “ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung “ (TQS. An Nuur :31).
         
Juga QS. Al Ahzab :59  “ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “ (TQS. Al Ahzab :59).
@farrashijab
          Sejumlah artis Indonesia saat ini terlihat sudah berhijab, di antara mereka adalah : Alyssa Soebandono (Icha), The Sisters : Shireen dan Zaskia Sungkar, Peggy Melati Sukma, Risty Tagor, Lyra Virna, Okki Setiana Dewi dll. Termasuk juga diva Malaysia yang sangat menginspirasi yaitu Siti Nurhaliza.  Bisa jadi para artis inilah yang menginspirasi kita berhijab. Mereka saja berhijab, mengapa kita tidak? Ini tentu sah-sah saja. Tetapi hendaknya tidak berhenti sampai di sini saja. Sekali lagi luruskan niat dalam berhijab hanya karena Allah SWT saja. Karena niat yang benar akan mendorong cara melakukannya juga benar. Artinya niat berhijab, semestinya juga diikuti dengan keinginan dan upaya mengkaji ilmu islam dengan benar. Sehingga cara berhijab yang benar bisa kita lakukan. Berhijab sesuai dengan aturan syariat Islam, bukan karena latah ikut tren fashion saja.

          Berhijab trendi boleh-boleh saja, asalkan tetap mengacu pada tata cara berhijab yang benar sesuai aturan syara. Jadi kita tetep boleh tampil trendi asalkan syar’i, yuk…… berhijab.

Hijab Syar’i bisa Ukhti temukan di sini :
IG/twitter : @farrashijab
Sms/wa : 08567284170
Pin BB   : 24E0F1CE
Line : farrashijab

#YukBerhijab #TheTrueHijab #HijabSyar’I #Khimar #Jilbab

Thursday, October 23, 2014

* Kamus Hijab Syar'i

Pakaian syar’i buat seorang muslimah terdiri dari tiga komponen, yaitu : pakaian rumah (al-tsaub), kerudung (khimar) dan Jilbab. Selain itu terkait dengan hijab bagi muslimah, maka perlu dipahami kondisi kehidupan khusus dan kehidupan umum bagi wanita. Berikut penjelasan istilah-istilah tersebut :              

1. Al tsaub (pakaian rumah)
adalah pakaian yang dikenakan wanita yang boleh memperlihatkan tempat melekatnya perhiasannya (leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki) atau memperlihatkan bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu . Pakaian jenis ini dikenakan saat wanita berada di rumahnya, dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa dia lakukan bersama mahramnya.

2. Khimar (kerudung)
Adalah kain kerudung yang dipakai menutupi kepala hingga batas dadanya.

3. Jilbab
Adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang Muslimah saat keluar rumah.  Jilbab adalah baju kurung (milhafah, mulaah, izar atau gamis).

4. Kehidupan  Khusus
Adalah kehidupan dimana wanita melakukan aktifitas yang biasa dia lakukan bersama dengan mahramnya dimana mahram wanita boleh melihat bagian tubuh wanita sampai batas tempat melekatnya perhiasannya. Seperti kehidupan saat wanita ada dalam rumahnya, kos, kontrakan, jamaah wanita dsb. Dalam kondisi ini wanita boleh mengenakan al –tsaub.

5. Kehidupan Umum
Adalah kehidupan dimana wanita ketika bertemu dan berinteraksi dengan lelaki asing (non mahram) di luar rumah seperti di mal, pasar, kampus, kantor, sekolah, rumah sakit, taman dan area public lainnya. Dalam kondisi ini, pakaian seorang muslimah adalah jilbab yang dipakai/dirangkapkan di atas pakaian rumahnya dan dilengkapi dengan khimar yang menutupi kepala, leher, hingga batas dadanya.

Sumber inspirasi tulisan : Buku 'Yuk Berhijab' by Felix Y. Siauw

Hijab Syar’i bisa Ukhti temukan di sini :

IG/twitter : @farrashijab
Sms/wa : 08567284170
Pin BB   : 24E0F1CE
Line : farrashijab

#YukBerhijab #TheTrueHijab #HijabSyar’I #Khimar #Jilbab

Saturday, October 18, 2014

Mencari Syurga bersama Yatim Mandiri

Masih ingat kisah Azzam tokoh utama dalam cerita “Ketika Cinta Bertasbih ?”.  Dalam film hasil adaptasi novel “Ketika Cinta Bertasbih (KCB)” karangan Habiburrahman el Shirazy ini berkisah tentang perjuangan Azzam untuk keluarganya. Azzam yang menuntut ilmu di negeri para nabi yakni Mesir, sampai harus menunda kuliahnya demi kerja keras membiayai hidupnya sendiri termasuk membiayai 3 adiknya (Husna, Lia dan Sarah) dan Ibu mereka di kampung kecil di kota Solo. Usaha bakso dan tempe yang dijalaninya cukup bisa diandalkan sebagai penyokong utama kebutuhan hidupnya. Itulah salah satu alasan Azzam sampai harus menunda kelulusan kuliahnya.
Azzam adalah seorang yatim, sejak ditinggal Ayahnya mengahadap Illahi, Azzam harus berpikir dan berusaha keras menggantikan peran Ayahnya. Azzam bertekad membiayai adik-adiknya untuk terus sekolah. Beruntungnya orang tua Azzam yang bisa mendidiknya sehingga menjadi pribadi luar biasa, yang tidak mudah menyerah dengan keadaan meskipun dalam kondisi yang serba terbatas. Meski ditinggal Ayahnya, Azzam sangat siap menjalani dan menggantikan peran Ayahnya dalam keluarga. Terbukti dari adik-adik yang terus sekolah menuntut ilmu tanpa terputus.
Kisah Azzam ini memang ada dalam sebuah novel, film dan sinetron, bisa jadi Anda juga mengalaminya bukan? Atau Anda adalah salah satu dari sosok seperti Azzam itu sendiri?.
Menjadi yatim tentu bukanlah cita-cita. Jika keadaan ini menimpa pada diri kita, itu semua adalah takdirNya yang tidak bisa kita tolak. Apakah harus meratap, menyesali bahkan menggugat takdir ini? Tentu saja sebagai hamba Allah kita wajib mengimaninya, menerimanya dengan ikhlas. Tak banyak pribadi yang sekuat Azzam saat menghadapi takdir sebagai seorang Yatim. Seorang yang kehilangan sosok Ayah yang sangat berarti dalam hidupnya. Ayah yang menanggung beban nafkah keluarga, ketika sosok ini pergi tentu goncanglah keluarga. Tidak hanya kegoncangan ekonomi, karena sumber nafkah tiada tetapi juga kegoncangan dari sisi mental karena hilangnya sosok pemimpin keluarga.  
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mengasihi, menyayangi bahkan mengurus anak yatim. Dari Sah’l bin Sa’ad RA dia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “ Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak Yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya. “ (HR. Imam Al-Bukhari).  Anak yatim yang dimaksud menurut pengertian syara adalah setiap anak laki-laki atau perempuan yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan anak tersebut belum baligh (walaupun ia masih punya ibu kandung).
Sosok anak yatim sebagai mana dimaksud dalam hadist Rasulullah SAW seperti di atas, tentu sangat membutuhkan bantuan juga bimbingan. Meskipun dia masih mempunyai Ibunya, terlebih jika Ibunya pun tidak mempunyai penghasilan tentu lebih layak lagi untuk dibantu.
Nah, buat Anda, Saya dan siapapun yang ingin mencari syurga, kita mengamalkan hadist Rasulullah ini. Carilah yatim di sekitar kita bisa kerabat, tetangga atau bahkan orang yang tidak kita kenal sama sekali. Untuk melakukan amalan ini, saat ini tidaklah susah. Anda hanya perlu niat kuat dan kemauan untuk menjadi penghuni syurga melalui jalan ini. Sekarang banyak sekali lembaga yang bisa memfasilitasi niat mulia Anda ini, salah satunya bisa melalui yatim mandiri. Anda bisa menyalurkan donasi Anda kepada yatim mandiri dengan berbagai cara, di antaranya :
a.    Cara on line
Berbagai kemudahan diberikan untuk menyampaikan donasi secara online seperti transfer donasi via ATM, e-banking, mobile banking, donasi dengan kartu kredit serta donasi via paypay, info lengkap kunjungi www.yatimmandiri.org
b.    Cara offline
Anda bisa menunaikan  zakat, infaq, shadaqah dengan mudah dengan hanya menghubungi Kantor Layanan terdekat, ZIS Consultant siap membantu Anda dalam pendampingan, konsultasi, dan penjemputan donasi melalui fasilitas Jemput donasi Gratis. Selain itu Anda juga bisa berdonasi sambil berbelanja dengan mengunjungi Counter Center yang terdekat dengan Anda.
             Tidak perlu khawatir dengan penyaluran donasi Anda. Donasi yang Anda sampaikan akan dikelola dengan amanah oleh yatim mandiri. Berikut foto-foto kegiatan penyaluran donasi yatim mandiri :

                                         a. Program YES Layanan Kesehatan
                      b. Program BISA Pelatihan Homemade Ice Cream buat Bunda Yatim
                                 c. Buka Bareng Yatim dan Olimpiade Yatim
                                        d. Penyaluran SOSIS Super Gizi Qurban

             dan...masih banyak program-program lainnya...silahkan ulik langsung informasinya di www.yatimmandiri.org
   
            Selanjutnya, silahkan dipilih cara donasi yang paling nyaman menurut Anda..Setiap donasi yang Anda salurkan, sangat berarti bagi mereka. Cara ini bisa menjadi salah satu tiket Anda menuju syurga. Insya Allah.

Wednesday, February 19, 2014

Nulis lagi yuk ....


Ceritanya lagi pengin menyemangati diri sendiri, sengaja kubuat judul mengajak untuk diri sendiri. Satu obsesi atau lebih tepatnya cita-cita terpendam yang selalu ada dalam diri..berharap suatu saat kelak, saat sudah tak ada lagi di dunia, masih ada karya yang bisa kutinggalkan...yang dengan karya itu kuharapkan bisa mengalirkan pahala kebaikan bagi diri ini..Insya Allah. Menurut Baginda Nabi Muhammad SAW, amalan yang tak terputus saat nyawa berpisah dengan raga di antaranya anak-anak sholeh dan sholehah yang setia mendoakan orang tuanya, sedekah jariyah juga ilmu yang bermanfaat..melalui tulisan-tulisan yang bermanfaat, mengandung kebaikan, menginspirasi bagi sesama...kuharapkan menjadi salah satu amalan tak terputus kelak. 
aku sendiri masih berproses, hanya saja kurang gigih...padahal, untuk sampai pada langkah keseribu tentu diawali dari langkah pertama bukan? seberapa cepat sampainya engkau di langkah keseribu tergantung sejauhmana latihan-latihan yang engkau lakukan bukan? boleh jadi kecepatan tiap orang tidak sama, bahkan panjang setiap langkah dari masing-masing orang juga tidak sama. kesamaannya adalah tetep saja menuju langkah keseribu, keseratus, bahkan kesepuluh..semuanya diawali dari langkah yang pertama. 
aneh memang, sudah tahu begitu masih juga malas menjalaninya. terkadang masih banyak toleransi terhadap diri sendiri.
tahun 2014 sudah lewat 1 bulan 20 hari (saat ini), mudah-mudah tidak terlalu ketinggalan bagi diri ini untuk memulai langkah pertama dan bersabar serta istiqomah meneruskan dengan langkah kedua, ketiga, keempat dan seterusnya hingga sampai ke langkah yang keseribu. berdoa saja tidak cukup, apalagi sekedar berharap...mulailah untuk menulis...menulis...menulis...apa saja..setidaknya agar jari-jari ini tak lagi kaku mengetikkan huruf demi huruf di key board laptop, setidaknya ada satu hal saja yang bisa engkau bagi, engkau ceritakan kepada dunia tak peduli bagaimana reaksi dunia dengan apa yang kau tulis...tetapi, pastikan ada manfaat yang bisa diambil dari tulisanmu nanti...........Nulis lagi yuk....semangat...semangat...semangat..Ummi, Pasti Bisa...kata putri cantikku (FarRas).

Sunday, December 22, 2013

Saat Merindukanmu...Emak

Emak, ijinkan aku menulis tentangmu…

Emak, kau sungguh luar biasa… Kau begitu sabar mengasuh, membesarkan 12 anakmu termasuk aku.  Dengan kondisi ekonomi seadanya, kau bekerja keras demi kami semua anak-anakmu. Meski engkau tak sempat mengenyam pendidikan sekalipun, tekadmu sungguh kuat menyekolahkan kami hingga sampai pendidikan tingkat atas.  Alhamdulillah engkau boleh tersenyum sekarang, sudah ada 8 sarjana dari anakmu2, menyusul calon sarjana 2 anakmu yang bungsu. Bahkan 2 anakmu yang lain saat ini juga berkesempatan menempuh pendidikan master.

Bukan persoalan mudah tentunya bagimu berjuang menyekolahkan kami. Di saat orang-orang sekampung mengirim anak-anaknya menjadi pekerja di ibukota engkau bahkan menyuruh kami tetap maju belajar. Karenamu, kami berani bercita-cita tinggi. Saat teman-teman SDku dulu kebingungan saat ditanya guru tentang cita-cita, dengan mantap anakmu menjawab menjadi seorang insinyur pertanian dan bahkan sejak SD pun sudah terbayang kelak kuliah nanti di Institut Pertanian Bogor. Tak terpikir sedikitpun untuk ukuran tingkat ekonomi keluarga, bisa jadi cita-citaku sebatas mimpi di siang bolong. Tetapi karena kegigihanmulah, kami anak-anakmu berani bermimpi. Menjadi orang yang sukses dengan bekal pendidikan tinggi. Alhamdulillah mak, cita-cita masa kecilku terkabul sudah.

Keterbatasan bukanlah penghalang, itulah yang engkau ajarkan kepada kami. Bahwa hidup haruslah optimis, pantang menyerah dan putus asa. Allah Sang Maha Pengasih tak akan mungkin menyia-nyiakan hamba-Nya yang gigih berusaha dengan rasa tawakkal yang tinggi. Terbayang suatu masa ketika pengumuman USMI (undangan seleksi masuk ipb) menyebut namaku sebagai salah satu yang beruntung masuk IPB tanpa tes, begitu berseri-serinya hatiku saat itu. Cita-cita terbayang di depan mata. Bahkan aku tak berpikir sedikitpun masalah biaya, biaya spp, biaya hidup dll yang tentu saja tidak murah. Sementara aku masih punya 5 adik yang juga masih sekolah. Dengan optimisme yang tinggi, kau tersenyum menyambut kabar gembira itu. “Bismillah…teruslah sekolah, Allah pasti kasih jalan keluar…” begitu kata2mu menyingkirkan keragu2an yang mulai menghampiri Bapak saat memikirkan masalah biaya kuliahku nanti.
Meski dengan uang pinjaman orang terkaya di desaku..Alhamdulillah aku bisa kuliah di kampus yang kuimpikan sejak SD dulu...belakangan baru kutahu, hutang itu lunas sesaat menjelang wisudaku. Subhanallah…meski banyak cibiran para tetangga dan kucilan dari keluarga besar. Engkau tetap maju melangkah membela anak-anakmu.

Emak, mungkin aku tak terlalu pandai membalas segala pengorbananmu…semasa sekolah dulu, kucoba berusaha berprestasi..menjadi juara kelas semata-mata supaya melihat senyum-mu saat kuangsurkan rapot tiap kali kenaikan kelas. Meski yang menikmati pujian langsung saatku berprestasi adalah bapak, karena engkau memang tak pernah mengambilkan rapotku di sekolah. Meski kau tak paham angka-angka di rapot, senyum-mu yang mengembang membahagiakanku. Hanya itu yang bisa kulalukan demi menghapus keringat yang mengucur karena kerja kerasmu.

Emak, seperti yang sering engkau katakan kepada kami anak-anakmu bahwa tak sedikitpun balas budi kau harapkan dari kami…kami akan berusaha memenuhi harapanmu..menjadi anak-anakmu yang shalih dan shalihah…agar kita selalu terhubung melalui doa-doa yang kami panjatkan untukmu…untuk kenyamananmu di masa penantian…semoga Allah memberikan tempat terindah bagimu..berkumpul bersama dengan orang-orang shalih..diampunkan segala dosa-dosa di dunia, diterima semua amal baikmu..dan agar Allah Ta’ala berkenan mengumpulkan kita kembali di syurgaNya yang abadi. Amin ya Rabbal Alamiin.

Monday, December 2, 2013

Nikah Gratis VS Kondom Gratis

         Sudah ke-7 kalinya Pekan Kondom Nasional kembali digelar, kenyataannya jumlah penderita yang terinfeksi HIV AIDS bukannya berkurang justru cenderung bertambah setiap tahunnya. Ini artinya kondomisasi bukanlah solusi. Meskipun tujuannya untuk mengurangi dan menekan jumlah HIV AIDS dengan membagikan kondom secara gratis bagi pelaku hubungan seks beresiko (PSK, lelaki hidung belang, pengguna narkoba dll), bisa dipastikan upaya ini juga akan gagal. Apalagi ‘kesaktian’ kondom yang mampu menahan virus HIV sangat diragukan. Kondomisasi hanya akan menyuburkan perilaku seks bebas yang justru menjadi sebab utama HIV AIDS. Alih-alih mengurangi justru akan menambah jumlah penderita HIV AIDS karena peluang melakukannya justru difasilitasi. Siapa yang bisa menjamin pelaku seks beresiko hanya akan melakukan seks bebas dengan pasangan yang tetap, mereka akan merasa bebas melakukannya dengan siapapun karena merasa aman dengan kondom.

Pembagian kondom secara gratis di khalayak umum seperti mall, kampus, sekolah justru akan memicu munculnya seks bebas lebih luas lagi. Yang paling diuntungkan tentu saja kapitalis pemilik bisnis kondom karena omzetnya bisa-bisa melonjak drastis. Di sisi lain bisa jadi ada beberapa pasangan yang sudah siap menikah tetapi terkendala biaya. Alangkah lebih manfaat alokasi dana pemerintah untuk membagikan kondom secara gratis dialihkan untuk menikahkan secara gratis pasangan-pasangan yang mampu menikah tetapi terkendala biaya. Nikah gratis juga bisa ditawarkan bagi pelaku seks beresiko supaya menghentikan perilakunya agar tidak menular kemana-mana, tentunya dengan mengajak mereka untuk bertobat terlebih dahulu. Jika mereka sudah menjadi pasangan yang sah sebagai suami istri, pemakaian kondom baru dibolehkan dengan segala resikonya. 

SMART menggunakan Smartphone

Belakangan sebulan yang lalu, beredar broadcast (BC) tentang video asusila anak SMP lewat ponsel (BBM) dan juga sosmed lainnya. Alih-alih ingin memberi ‘peringatan’ , justru video beredar luas dengan cepat karena menyertakan link video yang dimaksud. Kita tidak bisa memastikan semua pemegang ponsel (smartphone) benar-benar smart sehingga cukup menDELETE BC tersebut tanpa perlu melihatnya. Padahal, jaman sekarang anak SD saja tentengannya BB. Bagaimana kalau dia malah salah KLIK, sudah tentu menjadi tontonan berbahaya.
Smartphone hanyalah sebuah alat. Ke’smart’annya tergantung si pemakainya. Khususnya buat pengguna yang masih harus diawasi orang tua. Sungguh, perhatian orang tua tak tergantikan dengan smartphone tercanggih sekalipun. Walau sibuk, bukan berarti dengan memberikan smartphone, tugas orang tua selesai. Orang tua perlu MELEK teknologi agar bisa mengontrol ke’smart’an anaknya menggunakan smartphone. Apa benar digunakan hanya untuk hal-hal baik saja ? browsing pengetahuan untuk memudahkan mengerjakan tugas sekolah, menjalin komunikasi dengan keluarga yang jauh, atau bahkan memakai smartphone untuk belajar bisnis.  Bukan smart namanya kalau smartphone dipakai hanya untuk gaya-gayaan, upload foto, merekam adegan porno dan tindakan bodoh lainnya. Semuanya kembali kepada kita sebagai penggunanya, memilih menjadi SMART atau “OON” dengan smartphone.