Sunday, December 22, 2013

Saat Merindukanmu...Emak

Emak, ijinkan aku menulis tentangmu…

Emak, kau sungguh luar biasa… Kau begitu sabar mengasuh, membesarkan 12 anakmu termasuk aku.  Dengan kondisi ekonomi seadanya, kau bekerja keras demi kami semua anak-anakmu. Meski engkau tak sempat mengenyam pendidikan sekalipun, tekadmu sungguh kuat menyekolahkan kami hingga sampai pendidikan tingkat atas.  Alhamdulillah engkau boleh tersenyum sekarang, sudah ada 8 sarjana dari anakmu2, menyusul calon sarjana 2 anakmu yang bungsu. Bahkan 2 anakmu yang lain saat ini juga berkesempatan menempuh pendidikan master.

Bukan persoalan mudah tentunya bagimu berjuang menyekolahkan kami. Di saat orang-orang sekampung mengirim anak-anaknya menjadi pekerja di ibukota engkau bahkan menyuruh kami tetap maju belajar. Karenamu, kami berani bercita-cita tinggi. Saat teman-teman SDku dulu kebingungan saat ditanya guru tentang cita-cita, dengan mantap anakmu menjawab menjadi seorang insinyur pertanian dan bahkan sejak SD pun sudah terbayang kelak kuliah nanti di Institut Pertanian Bogor. Tak terpikir sedikitpun untuk ukuran tingkat ekonomi keluarga, bisa jadi cita-citaku sebatas mimpi di siang bolong. Tetapi karena kegigihanmulah, kami anak-anakmu berani bermimpi. Menjadi orang yang sukses dengan bekal pendidikan tinggi. Alhamdulillah mak, cita-cita masa kecilku terkabul sudah.

Keterbatasan bukanlah penghalang, itulah yang engkau ajarkan kepada kami. Bahwa hidup haruslah optimis, pantang menyerah dan putus asa. Allah Sang Maha Pengasih tak akan mungkin menyia-nyiakan hamba-Nya yang gigih berusaha dengan rasa tawakkal yang tinggi. Terbayang suatu masa ketika pengumuman USMI (undangan seleksi masuk ipb) menyebut namaku sebagai salah satu yang beruntung masuk IPB tanpa tes, begitu berseri-serinya hatiku saat itu. Cita-cita terbayang di depan mata. Bahkan aku tak berpikir sedikitpun masalah biaya, biaya spp, biaya hidup dll yang tentu saja tidak murah. Sementara aku masih punya 5 adik yang juga masih sekolah. Dengan optimisme yang tinggi, kau tersenyum menyambut kabar gembira itu. “Bismillah…teruslah sekolah, Allah pasti kasih jalan keluar…” begitu kata2mu menyingkirkan keragu2an yang mulai menghampiri Bapak saat memikirkan masalah biaya kuliahku nanti.
Meski dengan uang pinjaman orang terkaya di desaku..Alhamdulillah aku bisa kuliah di kampus yang kuimpikan sejak SD dulu...belakangan baru kutahu, hutang itu lunas sesaat menjelang wisudaku. Subhanallah…meski banyak cibiran para tetangga dan kucilan dari keluarga besar. Engkau tetap maju melangkah membela anak-anakmu.

Emak, mungkin aku tak terlalu pandai membalas segala pengorbananmu…semasa sekolah dulu, kucoba berusaha berprestasi..menjadi juara kelas semata-mata supaya melihat senyum-mu saat kuangsurkan rapot tiap kali kenaikan kelas. Meski yang menikmati pujian langsung saatku berprestasi adalah bapak, karena engkau memang tak pernah mengambilkan rapotku di sekolah. Meski kau tak paham angka-angka di rapot, senyum-mu yang mengembang membahagiakanku. Hanya itu yang bisa kulalukan demi menghapus keringat yang mengucur karena kerja kerasmu.

Emak, seperti yang sering engkau katakan kepada kami anak-anakmu bahwa tak sedikitpun balas budi kau harapkan dari kami…kami akan berusaha memenuhi harapanmu..menjadi anak-anakmu yang shalih dan shalihah…agar kita selalu terhubung melalui doa-doa yang kami panjatkan untukmu…untuk kenyamananmu di masa penantian…semoga Allah memberikan tempat terindah bagimu..berkumpul bersama dengan orang-orang shalih..diampunkan segala dosa-dosa di dunia, diterima semua amal baikmu..dan agar Allah Ta’ala berkenan mengumpulkan kita kembali di syurgaNya yang abadi. Amin ya Rabbal Alamiin.

Monday, December 2, 2013

Nikah Gratis VS Kondom Gratis

         Sudah ke-7 kalinya Pekan Kondom Nasional kembali digelar, kenyataannya jumlah penderita yang terinfeksi HIV AIDS bukannya berkurang justru cenderung bertambah setiap tahunnya. Ini artinya kondomisasi bukanlah solusi. Meskipun tujuannya untuk mengurangi dan menekan jumlah HIV AIDS dengan membagikan kondom secara gratis bagi pelaku hubungan seks beresiko (PSK, lelaki hidung belang, pengguna narkoba dll), bisa dipastikan upaya ini juga akan gagal. Apalagi ‘kesaktian’ kondom yang mampu menahan virus HIV sangat diragukan. Kondomisasi hanya akan menyuburkan perilaku seks bebas yang justru menjadi sebab utama HIV AIDS. Alih-alih mengurangi justru akan menambah jumlah penderita HIV AIDS karena peluang melakukannya justru difasilitasi. Siapa yang bisa menjamin pelaku seks beresiko hanya akan melakukan seks bebas dengan pasangan yang tetap, mereka akan merasa bebas melakukannya dengan siapapun karena merasa aman dengan kondom.

Pembagian kondom secara gratis di khalayak umum seperti mall, kampus, sekolah justru akan memicu munculnya seks bebas lebih luas lagi. Yang paling diuntungkan tentu saja kapitalis pemilik bisnis kondom karena omzetnya bisa-bisa melonjak drastis. Di sisi lain bisa jadi ada beberapa pasangan yang sudah siap menikah tetapi terkendala biaya. Alangkah lebih manfaat alokasi dana pemerintah untuk membagikan kondom secara gratis dialihkan untuk menikahkan secara gratis pasangan-pasangan yang mampu menikah tetapi terkendala biaya. Nikah gratis juga bisa ditawarkan bagi pelaku seks beresiko supaya menghentikan perilakunya agar tidak menular kemana-mana, tentunya dengan mengajak mereka untuk bertobat terlebih dahulu. Jika mereka sudah menjadi pasangan yang sah sebagai suami istri, pemakaian kondom baru dibolehkan dengan segala resikonya. 

SMART menggunakan Smartphone

Belakangan sebulan yang lalu, beredar broadcast (BC) tentang video asusila anak SMP lewat ponsel (BBM) dan juga sosmed lainnya. Alih-alih ingin memberi ‘peringatan’ , justru video beredar luas dengan cepat karena menyertakan link video yang dimaksud. Kita tidak bisa memastikan semua pemegang ponsel (smartphone) benar-benar smart sehingga cukup menDELETE BC tersebut tanpa perlu melihatnya. Padahal, jaman sekarang anak SD saja tentengannya BB. Bagaimana kalau dia malah salah KLIK, sudah tentu menjadi tontonan berbahaya.
Smartphone hanyalah sebuah alat. Ke’smart’annya tergantung si pemakainya. Khususnya buat pengguna yang masih harus diawasi orang tua. Sungguh, perhatian orang tua tak tergantikan dengan smartphone tercanggih sekalipun. Walau sibuk, bukan berarti dengan memberikan smartphone, tugas orang tua selesai. Orang tua perlu MELEK teknologi agar bisa mengontrol ke’smart’an anaknya menggunakan smartphone. Apa benar digunakan hanya untuk hal-hal baik saja ? browsing pengetahuan untuk memudahkan mengerjakan tugas sekolah, menjalin komunikasi dengan keluarga yang jauh, atau bahkan memakai smartphone untuk belajar bisnis.  Bukan smart namanya kalau smartphone dipakai hanya untuk gaya-gayaan, upload foto, merekam adegan porno dan tindakan bodoh lainnya. Semuanya kembali kepada kita sebagai penggunanya, memilih menjadi SMART atau “OON” dengan smartphone.

Tuesday, July 30, 2013

Emak-ku…ORTEGA



Berbahasa Indonesia dalam keseharian baru Saya lakukan saat jadi mahasiwa. Itu pun karena teman-teman kuliah Saya berasal dari seantero negeri, hampir setiap daerah ada perwakilannya. Ada dari Sunda, Jawa, Madura, Sumatera, Batak dan juga Papua. Ya, kemampuan berbahasa Indonesia sangat membantu lancarnya komunkasi kami, khususnya kalau harus berbicara dengan teman-teman luar Jawa yang Saya sama sekali tidak tahu artinya. Bahkan sesama Jawapun juga sangat beragam bahasanya. Sebagai warga ORTEGA (baca=ORang TEgal Asli), bahasa Saya terutama logat seringkali mengundang tawa tidak hanya dari teman luar Jawa bahkan sesama Jawa pun juga menertawakan logat Tegal. Orang bilang ngapak-ngapak, bahasa yangmengandung unsur komersial karena bisa dipakai mencari uang lewat melawak seperti yang dilakukan Parto, Cici, Kasino, dan lainnya. Sumpah, mereka bukan sudara-saudara Saya :)

Kalau Saya yang makan bangku sekolahan saja demikian lugunya, apalagi Emak (baca= Ibu) yang sejak lahir, sampai beranak 12 dan bercucu tinggalnya tetep di kampung-kampung di Tegal juga. Otomatis kemampuan berbahasa Indonesia pun nggak nambah-nambah. Bisa praktek berbahasa Indonesia pun kalau kebetulan kampung Kami kedatangan tamu dari Jakarta. Rasanya bangga banget bisa ‘nyambung’ ngobrol dengan mereka. Bagi Saya, bahasa orang Jakarta itu identik dengan bahasa Indonesia.

Kebetulan keluarga saya maniak dengan sandiwara radio. Ups, terpaksa maniak ding coz saat itu kami belum punya televisi. Jadinya radiolah satu-satunya hiburan bagi kami. Di antara program radio yang jadi favorit keluarga adalah sandiwara radio yang tokohnya Baskoro dengan adiknya bernama Damayanti…saat itu Saya masih kelas 2 SD jadi lupa judulnya. Kalau tidak salah ingat sandiwara radio tersebut berkisah kehidupan modern perkotaaan di Jakarta, jadi bukan cerita yang berlatar jaman dahulu kala macam Saur Sepuh, Tutur Tinular, Mahkota Mayangkara dan lain-lain. Para penggemar sandiwara radio, pasti tau deh. Nah, yang paling Saya ingat waktu itu Emak seringkali mengangguk-anggukkan kepalanya..sepertinya beliau ngerti benar cerita di radio. Waktu itu Saya masih belum paham kata-kata dalam bahasa Indonesia .
“ Emak..ngerti ya ? “ Tanya Saya.
“Ya iyalah…” jawab Emak saya percaya diri.

Selang bertahun-tahun kemudian, saat usia Saya 17 tahun (SMA kelas 2), akhirnya ‘rahasia’ Emak terbongkar juga. Waktu itu pertama kalinya Emak akan punya menantu dan menantu pertamanya ini adalah orang Jakarta asli. Waktu mau nganter Mas (Kakak laki-laki) Saya melamar calon istrinya, Emak bingung luar biasa. Bisa tebak nggak kawan? Yup, Emak bingung nanti ‘ngomong’ apa sama calon besan. Karena harus bisa ngomong bahasa Jakarta kan, biar nyambung.
“ lho Emak ngerti kan ngomong Jakarta..lha mbiyen waktu ngrungokna radio ngangguk-ngangguk jarene ngerti..”*
(*” Lho, Emak tahu kan ngomong bahasa Jakarta, lha dulu waktu ndengerin radio ngangguk-angguk katanya ngerti “)
“ ya…ngerti sih..artine wong Jakarta ngomong apa…tapi ora bisa njawab yen ditakoni”*
(*” Ya…ngerti sih…artinya orang Jakarta ngomong apa, tetapi nggak bisa njawab kalau ditanya “)
Emak kelihatan bingung.
“ Wislah….engko koen meneng bae ning kana ya, ben enyong bae sing ngomong”
(*” Sudahlah…nanti disana Kamu diam saja ya…biar Saya saja yang bicara. “)
Tegas Bapak, menghalau galau di hati Emak. Asal kalian tahu, Bapak Saya ini ahli macam-macam bahasa lho. Ada bahasa Tegal, bahasa Jawa Kromo, Jawa Ngoko, bahasa Sunda, bahasa Jawatimuran dan juga…bahasa Jakarta. Yang nggak bisa bahasa Inggris hahaha…

Hari H pun tiba, saat pertama kalinya Emak bertemu dengan calon besannya yang orang Jakarta. Setelah seremonial acara lamaran selesai, giliran Emak nampak bicara dengan calon besan perempuan.
Dengan terbata-terbata Emak bilang :
“ Maafkan Enyong ya…tidak bisa lancar ngomong bahasa Jakartane. Cuma ngertine sethithik
(*”Maafkan Saya ya…tidak bisa lancar ngomong bahasa Jakarta. Cuma tahu sedikit. “)
Dengan serta merta calon besan perempuan memeluk Emak, katanya :
“ ALHAMDULILLAH….Ibu….BISA ngomong Jakarta….??? Itu barusan Ibu ngomong lho…”
Emak hanya tersenyum simpul…dan Kami yang hadir dalam majelis seremoni lamaran pun terpingkal-pingkal melihat kekikukan Emak.

===Rindu banget dengan Emak====
NB : cerita ini diikutkan ke giveaway-perdana-mbak fardelyn-hackys

Tuesday, June 11, 2013

Cerdas Belanja Online Ala Saya

Kemudahan mengakses internet sekarang ini membuat dunia terasa menjadi demikian sempitnya. Tak harus punya gadget canggih, hp biasa sekalipun asalkan ada fasilitas GPRS dan terisi pulsa tentunya, sudah bisa membuat kita terhubung dengan dunia maya. Aktifitas online pun seolah menjadi gaya hidup masa kini. Tak perlu berpanas-panas ria, berjalan berjam-jam mengunjungi sebuah mall hanya untuk mencari baju idaman. Semuanya kini tidak tak perlu lagi anda rasakan. Cukup duduk manis, buka internet langsung  klik mesin pencari (search engine) seperti Google dan ketikkan nama barang yang anda inginkan kemudian Klik ENTER. Nggak pake lama berderet-deret situs akan muncul menjajakan barang yang anda cari. Anda tinggal memilih-milih dan mencari yang cocok kemudian kontak langsung penjual untuk negosiasi harga selanjutnya transfer uang sejumlah harga yang disepakati terus tinggal duduk manis menunggu barang idaman datang. Sederhana dan mudah bukan ?

Tentu saja, meski terlihat mudah anda harus berhati-hati. Kejahatan pun ternyata juga ada di dunia maya. Kalau anda tidak jeli, bisa-bisa anda membeli di sebuah situs abal-abal yang hanya mengeruk uang anda selanjutnya kabur dan anda hanya bisa melongo karena barang idaman tak kunjung datang. Saya pribadi memulai aktifitas belanja online sejak 2008, waktu itu menjelang hari pernikahan. Belanjanya pun di mantan teman kost saya jaman kuliahan yang kebetulan menjual barang-barang yang saya inginkan. Jual beli online sangat mengutamakan kepercayaan, walaupun temen saya berjualan dengan menggunakan blog gratisan (waktu itu masih booming-boomingnya multiply). Di saat orang-orang hanya mengisi multiply-nya dengan curhat pribadi, temen saya cerdik memakainya sebagai alat pajang dagangan. Karena secara pribadi saya mengenalnya dengan baik, maka saya pun berani belanja ke dia. Kebetulan dia menjual gamis muslimah yang sedang saya cari. Persiapan pernikahan yang saya lakukan sendiri membuat saya sangat berterima kasih kepada temen saya ini. Cukup melihat gambar gamis yang  dia pajang, kemudian mentransfer sejumlah uang dengan “harga teman=harga diskon” saya sudah mengirit waktu berrjam-jam kalau saya mencarinya di mall yang waktu itu gamis muslimah masih sangat susah dicari.

Selanjutnya belanja online secara serius baru saya lakukan di tahun 2009, saat anak pertama saya lahir. Kondisi baru punya anak dengan nol pengalaman, sementara di rumah saya sendirian hanya berdua dengan suami membuat saya gampang capek dan saya tidak mood kalau harus belanja ke luar rumah. Internet menjadi andalan saya. Kebetulan saat itu saya juga sedang mencari barang yang susah dicari di dunia offline di daerah saya tinggal. Semua ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya termasuk saya. Sebagai ibu yang juga bekerja di luar rumah, saya bertekad memberikan ASI full kepada anak saya, terutama di 6 bulan pertama kehidupannya. Tentu saja di saat saya tidak bersama dengan anak, saya harus punya stok ASI yang banyak untuk mencukupi kebutuhan anak saya. Dari hasil browsingan di internet, berdasarkan pengalaman ibu-ibu bekerja yang sukses memberi ASI kepada anaknya, ternyata seorang ibu harus punya alat tempur tersendiri untuk menjaga stok ASI. Yup, salah satu alat tempur yang harus dimiliki adalah Pompa Asi. Alat inilah yang pertama kali saya beli melalui jual beli online di internet.

Friday, May 31, 2013

Agar Pulsamu Tak Sekarat

Hand phone (HP) dan pulsa ibarat tubuh dan nyawa. Jika pulsa tak ada, maka HP ibarat benda mati saja. Lho, siapa bilang HP itu makhluk hidup? HP tetap saja benda mati selamanya, hanya saja tanpa pulsa maka banyak sekali fungsi-fungsi handphone sebagai alat komunikasi yang tidak berguna.

3 April 2013 yang lalu tepatnya pukul 23.30 WIB menjelang tengah malam, saya terbangun kaget karena HP berbunyi. Siapa gerangan telepon malam-malam begini. Di layar HP, nampak nama suami saya terpampang jelas di sana.  Ada apa ya?  Baru jam 23.30 lha kok nelpon saya?. Semakin kaget saya karena  suara peneleponnya ternyata bukan suami saya.

“ Ibu…mohon maaf sebelumnya, mungkin Ibu kaget karena bukan suami ibu sendiri yang berbicara. Saya Anwar Bu…Ibu yang tabah ya…Bapak kecelakaan bu..tetapi Ibu tenang saja..sekarang Bapak sedang ditangani pihak rumah sakit..yang tabah ya Bu..”
Siapa yang tidak kaget dengar berita mengejutkan seperti ini. Saya yang tadinya ngantuk langsung melek sempurna.
“ Maaf….ini berita sungguhan kan? Bapak tidak sedang menipu saya kan? “ Saya jelas mulai panik luar biasa.
“Ibu…yang tabah ya…ini sekarang suami Ibu mau bicara…”
Yang…aku nggak papa…Sayangku nggak usah khawatir “
DEG…Itu…benar-benar suara suami saya…lalu tiba-tiba..KLIK..HP pun mati.

Thursday, May 23, 2013

Ummi…Aku Nggak Mau “Inta Awoh”


Setiap kali mau berangkat ke kantor tempatku bekerja, Farras gadis cantikku selalu meminta dibawakan sesuatu.” Sesuatu” yang jadi favoritnya adalah es krim coklat.
“ Ummi…nanti bawakan ekim (baca=es krim) ya…” begitu selalu pesannya. Salah Saya juga sih, menawarinya es krim hanya untuk menghiburnya saat ditinggal ke kantor. Ya…sehari-hari Saya tidak bisa menemaninya full di rumah karena harus bekerja. Alhamdulillah tempat kerjaku tidak jauh dari rumah, sehingga saat istirahat kantor saya bisa pulang ke rumah. Karena saya berjanji membawakan es krim, jadinya dia ‘nagih’ terus setiap kali Saya pulang.
“ Ya…mau yang rasa apa? “
“ Hm…rasa apa ya…yang cokat (baca=coklat) ya Mi..”
Di usianya yang 3.5 tahun, Farras memang masih latihan berbicara. Sebenarnya,  kosakatanya sudah banyak. Hanya kadang-kadang pengucapannya belum terlalu jelas. Alhamdulillah, Saya sebagai ibunya masih bisa mengerti maksud ucapannya.
“ Ya…Insya Allah ya…mudah-mudahan Ummi nggak lupa ya “ begitu jawab saya.
Begitu jam istirahat kantor tiba (jam 12.00 WIB) saya pulang ke rumah dan sudah disambut dengan Farrasku.
“ Ummi, mana ‘ekim’ku…?”
“ Lho..Masya Allah…Ummi lupa…maafkan Ummi ya Farras…”
“ Mana ekimku mi…” dia terus me’nagih’ku. Rupanya dia ingat terus janji Umminya. Saya berusaha menjelaskan mengapa Saya sampai lupa membawakannya es krim dan tidak lupa meminta maaf atas ‘kesalahan’ saya ini. Walau sedikit cemberut, Farras berusaha mengerti.  Sayangnya, keesokan harinya saya masih mengulangi kesalahan saya. 

Wednesday, May 8, 2013

Pacaran..Nggak Deh Ya...


Waktu  SMP dulu, sebenarnya Saya pernah ‘naksir’ sama seorang temen sebut saja si A. Umumnya idola cewek adalah cowok yang pinter, alim, jago olahraga juga kelebihan-kelebihan lainnya. Tapi justru Saya tidak..Saya malah naksir si A yang bandelnya gak ketulungan, super cuek dan tukang terlambat. Ini kali ya..yang namanya cinta monyet, ups…nggak mau ah, lha wong Saya bukan monyet. Lebih tepat cinta pertama. Cinta ? apa pula artinya..kayaknya nggak pas juga istilahnya. Tetapi yang jelas, itu kali pertama Saya merasa tertarik dengan seorang laki-laki. Untungnya Saya terlalu pemalu untuk menunjukkan rasa suka pada si A. Jadinya perasaan suka (lebih tepatnya tertarik) Saya simpan rapat-rapat. Tak satupun orang yang tahu, kecuali Saya sendiri dan juga Anda tentunya yang membaca kisah Saya ini. Waktu itu…Saya belum paham, kalau dalam Islam memang pacaran itu dilarang. Sampai lulus SMP, perasaan itu masih tersimpan rapat sampai hilang dengan sendirinya. Karena kebetulan Saya dan si A tidak satu SMA.
Jaman SMA, lagi-lagi juga Saya pernah naksir seorang teman (sebut saja si B) yang usilnya minta ampun…dia sering banget ngusilin Saya. Anak yang super jail di kelas. Sehari saja tidak masuk kelas, sudah pasti kelas terasa sunyi senyap. Walau begitu diem-diem Saya menaruh hati sama si B. Mungkin di mata temen-temen akrab Saya waktu itu, Saya nampak aneh…wanita yang frigid alias dingin alias nggak doyan laki-laki…secara tampilan Saya memang jauh..dari sosok feminin. Mungkin kalau seragam sekolah bebas (tidak harus pake rok), Saya bakal milih pakai celana. Saya juga paling nggak bisa dandan layaknya cewek pada umumnya yang selalu tampil cantik dan menarik. Jelas saja dengan tampilan Saya yang ala kadarnya, sudah pasti juga kayaknya temen laki-laki Saya juga nggak bakalan naksir kalau lihat tampilan Saya yang nggak ayu untuk ukuran cewek.
Eits, jangan salah. Saya manusia normal Bung…Saya tetaplah wanita dengan segala kodratnya. Layaknya wanita normal lainnya, Saya juga cukup tergetar saat tidak sengaja beradu pandang dengan Si B. Untungnya…Saya bisa menyembunyikan perasaan Saya dengan rapi. Mungkin perasaan ini muncul karena sebenernya Saya dan si B juga sama-sama jail di kelas. Jadi interaksi kami lebih intens. Bener banget pepatah Jawa bahwa : witing tresno, jalaran soko kulino ledek-ledekan and jail-jailan ini lebih tepatnya untuk ‘kasus Saya’. Sebenarnya saya juga belum bisa mendefinisikan rasa Saya terhadap si B. Entahlah..yang pasti, Saya merasa normal sebagai wanita saat berhadapan dengan si B. Mendadak Saya jadi salah tingkah, malu dan kikuk…untung banget..lagi-lagi temen akrabku pun nggak ada yang tahu. Pun juga si B..dan Saya pun juga tidak terlalu perduli dengan perasaan si B saat itu.

Sunday, March 3, 2013

4 in 1 Formula Hijab Sempurna

            Istilah hijab mulai tenar akhir-akhir ini apalagi dengan lahirnya Hijabers Community pada 27 November 2010 yang lalu, hampir bisa dipastikan pengikutnya/followernya banyak sekali bahkan mencapai ribuan di setiap daerah. Umumnya mereka yang tergabung dalam hijabers community adalah para muslimah (sudah pasti dong ya) yang tidak mau ketinggalan fashion, jadi tetep bisa gaya, juga trendi karena mengikuti perkembangan mode terkini. Menurut mereka berjilbab tak harus membuat mereka nampak kuno, kolotan, udik, kumuh, kampungan dan kesan buruk lainnya. Komunitas yang digawangi Dian Pelangi kian hari kian populer saja.  
            Di satu sisi, secara pribadi saya bersyukur karena hijab mulai diterima masyarakat luas, tidak lagi dipandang sebelah mata. Berbeda sekali dengan yang terjadi di awal tahun 80an, saat itu muncul gerakan massif yang mengajak muslimah Indonesia menutup aurat dengan jilbab. Saat itu muslimah yang berjilbab akan dipandang sebagai orang aneh, dicurigai sebagai anggota aliran sesat dan lain sebagainya. Bahkan yang masih berstatus sebagai mahasiswa maupun pelajar, maka harus rela dengan ancaman pilihan dikeluarkan dari sekolah karena berjilbab atau tetap di sekolah tetapi melepas jilbab. Benar-benar pilihan yang menguji iman. Di sisi lain dengan banyaknya muslimah berhijab, ada sedikit rasa kekhawatiran saya jika memakainya hanya sekedar karena ikut-ikutan saja. Hanya karena sedang tren saja tanpa diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang benar mengenai masalah ini. Allah SWT sudah memperingatkan kita bahwa : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (TQS.Al-Isra’:36).   

Wednesday, February 27, 2013

Rumah Sakit Khusus Orang Miskin



Pameo yang berkembang di masyarakat bahwa orang miskin dilarang sakit, ternyata benar adanya. Betapa tidak, untuk menjadi sehat memang butuh biaya mahal. Setidaknya kantong harus sedia uang kontan kalo bertandang ke rumah sakit, jangan coba-coba bondo nekat pergi ke rumah sakit, niscaya bakal tidak dilayani. Tentu saja orang yang tidak punya duit alias miskin, akan mikir ribuan kali kalo harus berobat ke rumah sakit. Paling banter berobat sendiri atau membiarkan sakitnya tambah parah dan baru dengan sangat terpaksa, dengan pinjaman hutang sana sini mengumpulkan biaya untuk berobat ke rumah sakit.

Sensus Test Uji Narkoba Gratis Upaya Deteksi Pengguna Narkoba



Kasus tertangkapnya artis Raffi Ahmad dkk karena penggerebekan yang dilakukan BNN, kembali membuat saya tersadar bahwa negeri ini belum bebas dari narkoba dan ternyata narkoba masih menjadi PR besar Indonesia. Test urine untuk mendeteksi seseorang pengguna aktif narkoba atau tidak, masih terbatas untuk kalangan-kalangan yang memang dicurigai sebagai pengguna. Saya kira perlu ada data konkret yang menyeluruh tentang jumlah pengguna narkoba di Indonesia. Pengumpulan data bisa menggunakan metode sensus. Memang memerlukan biaya yang banyak tetapi memberikan data yang bener-bener konkret. Sehingga dari data konkret tersebut bisa menjadi rekomendasi pemerintah untuk menyusun program untuk menangani narkoba baik para pecandu/pemakai maupun bagi pengedarnya.

Awas Ada ‘Benda Asing’ di Bungkus Makanan Anda



Terkadang karena kesibukan, mungkin kita tidak sempat memasak dan mempersiapkan makanan sendiri. Untuk kondisi seperti ini, penjual makanan seolah bagaikan dewa penolong. Bagaimana tidak, saat gak sempet masak nasi dan lauknya, saat gak sempet bikin kue asalkan ada uang di kantong berarti aman karena kita tinggal membeli saja. Eits, jangan terburu nafsu dulu dong, beli makanan pun perlu hati-hati…jangan asal beli, alih alih mau praktis eh malah jadi kritis karena sakit akibat salah beli makanan

Friday, February 15, 2013

Jilbab Seratus Persen



Pagi itu temen-temen di kelasku heboh khususnya temen-temen cowok. Selidik punya selidik kehebohan mereka bersumber dari sebuah berita mengejutkan. Yup, Dewi namanya sang idola sekolah juga anggota paskibra di SMU-ku tercinta. Hari itu dia tampil tidak seperti biasanya…dia berjilbab saudara-saudara ! Aku juga sampai pangling dan terbengong-bengong.. kupikir ada anak baru. Tak ada lagi gerai kemilau rambutnya nampak di mata kami, juga kulit putih mulusnya yang bisa dilihat dari jarak sekian dan sekian. Yang paling merasa dirugikan dan kesal tentu saja para cowok…apalagi temen-temen sekelasku. Pasalnya mereka itu ternyata punya kebiasaan ‘unik’. Kebetulan kelasku dan kelas Dewi bersebelahan. Ada pintu penghubung di dalam kelas yang menghubungkan kelasku dan kelasnya..dan seperti kebanyakan pintu pada umumnya, di pintu penghubung itu ada lubang kunci yang bisa dimanfaatkan temen-temen cowok di kelasku buat melaksanakan kegiatan ‘unik’ mereka. Ternyata mereka suka ngintip ! dan…Dewi termasuk salah satu korban kejahilan teman-temanku ini...karena Dewi memakai jilbab, otomatis para cowok juga rada sungkan godain Dewi…sekitar tahun 1997 waktu itu yang memakai jilbab di sekolahku masih bisa dihitung dengan jari dan mereka itu orang-orang pilihan yang tidak diragukan lagi ke-alim-annya…dan aku, masih sama dengan hampir kebanyakan siswa lainnya. Belum berjilbab !
“ Lalu kamu sendiri kapan pake jilbab kaya Dewi ? “ deg…pertanyaan sindiran dari salah satu teman cowok di kelasku.
“ Belum tahu ya…aku ini orangnya paling gak tahan dengan panas. Nanti kalo aku pake jilbab, keringatku pasti menetes kemana-mana bahkan mengalir deras mungkin. “ elakku sambil mulai mikir.
“ Hm…gitu ya ? lalu lebih panas mana, panasnya dunia atau panasnya NERAKA ? “

My BIG Family



Saat teman-teman sekolahku hanya bersaudarakan dua, tiga dan maksimal lima orang, saudaraku ada sebelas orang. Aku adalah anak ke-7 dari 12 bersaudara pada awalnya sebelum akhirnya pada tahun 1988 kakak-ku yang ke-3 meninggal dunia karena kecelakaan. Yup, kami sekarang bersebelas saja, posisiku menjadi anak paling tengah berkakak 5 dan beradik 5. Tetanggaku bahkan bilang bahwa keluargaku tidak perlu repot lagi mencari pemain kalau mau ikut lomba sepak bola. Jumlah keluargaku cukup untuk membentuk sebuah tim kesebelasan.
Menjadi bagian dari sebuah keluarga besar tentu saja ada saat yang menyenangkan dan membahagiakan. Sebaliknya juga ada saat yang menyedihkan dan menyusahkan. Saat-saat dimana aku menggugat takdir bertanya-tanya dalam hati mengapa harus lahir dari keluarga besar yang serba kekurangan. Mungkin kalau keluargaku kaya raya, jumlah keluarga yang besar tidak menjadi soal. Soal makanan, kami harus rela dan puas dengan jatah yang sudah ditentukan. Nasi satu piring, lauk tahu tempe satu potong juga sayuran yang harus cukup dibagi semua anggota keluarga. Kalau ada undangan selamatan sunnnatan atau walimahan, kedatangan Ayah membawa berkat (makanan) menjadi saat yang kami nantikan dengan masing-masing dari kami menyiapkan wadah menanti jatah makanan dibagi rata. Satu telur bisa dibagi 8 atau bahkan 10 sesuai jumlah anak yang ada pada saat itu. Makin bertambah anak, makin banyak jumlah pembaginya, artinya jatah makanan yang kami terima menjadi lebih sedikit karena harus dibagi rata. Kecuali ada saudara yang merelakan jatahnya bagi yang lainnya. Sudah pasti yang mengalah adalah orang tua, asal anaknya kenyang orang tua sudah senang.

Belajar Menjadi Super Mom


Saya adalah seorang Ibu dari satu putri cantik bernama Farras. Layaknya ibu-ibu yang lain, saya pun berkeinginan memberikan yang terbaik buat putri saya. Saat ini Farras berusia menjelang 3 tahun 4 bulan pada tanggal 27 Februari 2013 nanti. Anak dengan seusia itu tentunya rawan sekali kalau sampai terlewatkan masa-masa keemasannya yang sering disebut dengan istilah Golden Age. Sayangnya saya tidak bisa setiap saat, setiap waktu, setiap menit bahkan setiap detik menemani hari-hari Farrasku. Yup, I'm Not a full time Mother, Saya Ibu Pekerja alias Wanita Karir. Kondisi yang saat ini membuat saya kadang bingung harus melakukan apa...Rasanya berat tiap kali saat harus meninggalkan Farras...melihatnya menatap sedih setiap kali kupamiti saat berangkat ke kantor. Bahkan setiap hari, anak sekecil itu harus kupahamkan bahwa ibunya pergi sementara untuk bekerja, bahwa ibunya meminta maaf karena ada waktu yang tidak bisa dilalui bersama di hari-hari kerja (senin sampe jumat) dari jam 07.30-16.00 (kira-kira 8,5 jam) waktu yang tentunya sangat lama..setiap malam senin sampe malam jumat saya harus meminta ijin padanya, meminta pengertiannya bahwa esok hari saya ibunya gak bisa menemaninya selama di tempat kerja. Bahkan permintaan dan ijin pun saya ulang setiap kali memandikannya waktu pagi hari dan menyuapinya saat sarapan.

Monday, February 11, 2013

Gamis Cantik Bagi-bagi REJEKI

Gamis Cantik Bagi-bagi REJEKI di Bulan FEBRUARI
Mau ???

Bismillahirrohmanirrohim….
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wa barakatuh… sahabat Gamis Cantik dimanapun anda berada, mengawali Februari ini, Gamis Cantik mau bagi-bagi rejeki nih. Mau gamis jeans cantik dan syar’ie? Mau paket herbal keluarga? Mau tas anak DAI ? Mau diskon 10%? Mau dapet free ongkir? Mau jadi reseller? Yuk simak di mari ^__^

A. Lomba Menulis Gamis Cantik

Semua sahabat Gamis Cantik cinta Rasulullah kan? Pastinya sudah tahu banget kisah hidup Rasulullah SAW dari masa beliau belum lahir, lahir, anak-anak, remaja, dewasa, sampai beliau wafat, kalau belum tahu masih ada waktu kok untuk membaca Sirrah Nabawiyyah..:) Nah, untuk membuktikan cintamu kepada nabimu silahkan share dalam bentuk tulisan kira-kira bagian kisah Rasulullah SAW yang mana yang sangat menginspirasmu untuk berhijab.

Tema Penulisan : Aku Cinta Rasulullah dan Hijabku

Give Awaynya...Mbak ISNA ZULFIA

buat kalian yang doyan kuis..berhadiah..sst...ikutan Give Away ini yuk...hadiahnya oke lho...info lengkapnya langsung ke TKP aje ye...KLIK http://isnajepang.tk/ 

Ayo...ayo..siapa tahu kamu eh..aku yang beruntung :)

Thursday, January 17, 2013

Meneladani Rasul saw Tidak Setengah-Setengah

Suasana peringatan maulid Nabi saw tahun ini kembali menyapa kita. Tentu sangat layak kita merenungkan kembali keteladanan Nabi saw yang paripurna baik sebagai pribadi, pemimpin keluarga maupun pemimpin negara. Juga penting kita renungkan sudah sejauh mana kita meneladani Rasul saw dan benarkah kita sudah memuliakan Beliau atau sebaliknya, tanpa kita sadari atau karena terselewengkan, yang terjadi justru pengkerdilan terhadap teladan Rasul saw, bukannya memuliakan dan mengagungkan (takrîman wa ta’zhîman) Beliau saw.
Meneladani Tidak Setengah-Setengah
Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya kepada kita semua:
]لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا[
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (TQS al-Ahzab [33]: 21)

Ayat ini memerintahkan kita semua untuk meneladani Rasul saw. Yakni meneladani seluruh teladan yang ada pada diri Rasul saw dalam semua aspek. Kita tidak boleh membatasi peneladanan kita hanya pada aspek-aspek pribadi Beliau saw saja. Kita tidak boleh meneladani Nabi saw itu terbatas pada aspek-aspek tertentu, misalkan aspek akhlak, aspek pribadi, dll, seraya mengabaikan teladan yang beliau berikan dalam aspek-aspek lainnya, khususnya aspek syariah atau hukum dan sistem. Sebab jika pembatasan itu dilakukan, maka yang demikian itu adalah bentuk pengkerdilan terhadap teladan Rasulullah saw., dan bukan memuliakan dan mengagungkan (takrîman wa ta’zhîman) Beliau saw.

Monday, January 14, 2013

LOMBA ARTIKEL "BISNIS UNTUK PARA BUNDA"


Hai Moms, ikutan kuis ini yuk! saya akan mengadakan kuis berhadiah untuk para bunda pelaku bisnis. Hadiahnya sih ngga seberapa ya, Moms. Tapi lumayan lha buat tambah-tambah perpustakaan pribadi. Hehehe...

Wednesday, January 2, 2013

Refleksi 2012 : Kapitalisme Sumber Bencana, Khilafah Solusi

Tahun 2012 segera akan berlalu. Banyak peristiwa telah terjadi. Dalam catatan Hizbut Tahrir ada 10 peristiwa atau topik penting baik menyangkut ekonomi, politik maupun sosial budaya di sepanjang tahun 2012.  Pertama, kekayaan alam dijarah asing. Kedua, korupsi yang tidak berhenti bahkan semakin meluas dan menggurita. Ketiga, persoalan buruh yang tidak kunjung selesai. Keempat, buramnya hukum di Indonesia, disamping hukum amburadul dan penegaknya juga bengkok. Kelima, proses legislasi yang sarat kepentingan kapitalisme dan merugikan kepentingan rakyat. Keenam, konflik horizontal yang semakin meluas yang mencerminkan kegagalan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Ketujuh, meningkatnya kenakalan remaja tepatnya tindakan kriminal remaja sebagai cerminan kegagalan sistem pendidikan nasional. Kedelapan, isu terorisme dan program deradikalisasi yang menjadikan Islam dan umat Islam sebagai musuh. Kesembilan, penghinaan terhadap Nabi yang terus berulang. Kesepuluh, gejolak dunia Islam yang semakin memanas.

Tuesday, January 1, 2013

Doa di Tahun Baru

Mengawali tahun baru, biasanya orang rame bicara resolusi. Sebenarnya apa sih resolusi itu ? kira-kira semacam citaa-cita, target, pencapaian dan semacamnya. Pastinya secara umum, aku ingin di tahun 2013 banyak hal baik yang bisa kucapai. Utamanya berkaitan dengan dunia literasi, dunia kepenulisan yang sudah lama...ingin kutekuni. Kalau orang lain bisa, kenapa aku tidak ??? memang harus ekstra kerja keras untuk mewujudkannya. Berhubung aku ini memang masih sangat pemula...banget. 
Kurasa, setiap orang pastinya mampu menulis, tinggal masalahnya adalah terkait konten alias isi yang ditulis. Maunya yang ditulis itu tidak saja buat diri sendiri, tapi juga buat orang lain. Syukur-syukur tulisan itu bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal-hal yang baik.